Jumat, 30 Agustus 2013

Please, Don't Hate Me



PLEASE, DONT HATE ME

Cast : 
   

        -   Park Chanyeol

        -   Kim Jong in

        -   Oh sehun

        -   Park Jihyun

        -   Song Airin



Genre : Family, Romance(?), School Life, Comedy, Sad, Tragedy



KRIIIIIIIIIIIIIIIIIIING...............
KRRRRRIIIIIIIIIIIIIINGGGGG........


Bunyi alarm yang memenuhi ruang kamar kakak beradik  Park chanyeol dan park jihyun. Kakak beradik ini memang tinggal dikamar yang cukup luas. Di kamar tersebut terdapat dua tempat tidur. Dimana masing masing tempat tidur tersebut memiliki masing masing meja untukk pemisah antara mereka. Meja kecil tersebut berada ditengah dan di kanan tempat tidur jihyun. Kalian pasti bingungkan kenapa mereka tinggal sekamar ? . ini karena keduanya takut untuk tidur sendiri semenjak appa mereka berdua meninggal dunia. Entahlah mengapa mereka bisa takut, padahal appa mereka sendiri. 


Ini sudah alarm kedua yang berbunyi. Tapi gadis itu tak juga banguun dari tidur panjangnya. Lain lagi dengan chanyeol, oppanya. Ia sudah mulai sadarkan diri walaupun belum sadar sepenuhnya. Ia masih mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menyesuaikan dengan cahaya matahari yang menelusup masuk lewat jendela kamar mereka. Tak lama alarm dari hp chanyeol pun berbunyi. Kali ini ia sudah sadar sepenuhnya dan segera mematikan alarmnya. Dilihatnya jam yang berada di meja kecil disebelah kanannya. Jam sudah menunjukkan pukul 7.15 sontak ia segera menyambar handuk yang berada di gantung di belakang pintu kamarnya dan bergegas masuk kedalam kamar mandi untuk bersiap siap menuju sekolah.


“heung....” terdengar celotehan kecil dari mulut jihyun. Ia merasa terganggu dengan cahaya yang masuk kekamarnya itu. Bukannya bangun, yeoja itu semakin menelusupkan wajahnya ke dalam selimut dan melanjutkan tidurnya.


Kreeeek....


Pintu kamar mandi pun terbuka. Itu tandanya chanyeol sudah selesai mandi dan berpakaian. Ia lirik kasur adiknya. Perlahan ia menghampiri ranjang adiknya sambil mengernyitkan keningnya.


“eoh? Belum bangun juga? Padahal aku sudah siap. Aish jihyun ini kebiasaan bangun siang” 
chanyeol geram melihat tingkah adiknya yang semakin hari semakin menjadi. Kebiasaannya tak juga hilang sejak dulu. Lalu ia menarik selimut yang melilit tubuh adiknya. Dengan sekali hentakan selimut tersebut terlepas dan......


BRUK


Jihyun terguling ke kanan dan jatuh. Ajaibnya, ia tidak mengaduh kesakitan. Chanyeol yang menyadari adiknya jatuh dan tidak mengeluarkan sepatah kata pun bergegas menghampiri adiknya. 


“jihyun ah.... jihyun ah.....!!” terdengar chanyeol memanggil-manggil nama adiknya dengan panik sambil mengguncang-gincangkan tubuh kecil jihyun. Jihyun tak bergeming. Chanyeol semakin panik.


“Jihyun ah!!! Ireona!! Apa kau mati ??? tolong jangan mati dulu kau belum melunasi hutang mu padaku. Kau berjanji kan akan membelikanku gitar baru! Hiks...” chanyeol semakin kencang mengguncangkan tubuh adiknya. Isakan isakan kecil mulai keluar dari mulut chanyeol.


“ euuuunghh.....” terdengar leguhan kecil dari mulut mulut jihyun. Ia mulai merasakan ada yang memeluk tubuhnya. Perlahan ia mulai membuka matanya dan...... 




JIHYUN POV


“eungggh” aku merasa punggungku sakit. Ku gerakkan badanku sedikit tapi sulit. Seperti ada yang memeluknya. Ku buka mataku perlahan dan apa yang kudapat? Chanyeol oppa sedang memeluk tubuhku sambil menangis?! Sontak aku kaget dan langsung berdiri.


“ yak! Apa yang kau lakukan oppa?” 


“eoh? Kau bangun ? aku kira kau mati jihyun ah!!!” aiiisssh orang ini kembali memelukku. Membuat kadar oksigen disekitar ku semakin berkurang.


PLETAK


Aku yang baru sadar dengan apa yang ia katakan segera memukul kepalanya dengan sekencsng kencangnya. Enak saja dia menyumpahi ku mati ? eoh... tapi tunggu, perlahan ku edarkan pandanganku padanya. Meneliti dari atas hingga bawah. Tumben sekali ia sudah rapih sepagi ini.


“ yak oppa! Kau dirasuki setan apa eoh? Tumben sekali bangun sepagi ini. Sudah rapi pula” 


PLETAK


Kini gantian. Ia yang memukul kepala ku dengan kotak pensil di tangannya. “Pabbo! Apaya yang masih pagi? Ini sudah siang. Kau tidak lihat jam eoh??” seketika mataku melihat jam yang terpaku di tembok.


“heeeeeyyyy!!! Lihat oppa. Ini masih jam 6. Sekolah kita masuk jam 8 kan?” 


“YAK! Lihat baik baik. Itu jam mati. Lihat sekarang sudah pukul 7.45 dan 15 menit lagi kita masuk. Cepat kau siap siap! Aku menunggumu dibawah! Dalam waktu 5 menit kau tak juga selesai mau tak mau kau berangkat sekolah sendiri” hardiknya. Mendengar celotehannya, aku segera masuk kedalam kamar mandi.



Author pov


“ oopa.... aku sudah siap. Kajja kita berangkat.” Jihyun menuruni tangga dengan  terburu buru. Ia tidak mau kalau harus berangkat dengan bus. Sesampainya dibawah ia tidak melihat adanya tanda-tanda oppanya. Ia pun memeriksa halaman depan dan ia tidak menemukan mobil oppanya. 


“eooma.... oppa eodigaseo?” tanya jihyun polos kepada eommanya.


“chanyeol sudah berangkat 5 menit yang lalu. Kau sih lama sekali. Pasti kesiangan lagi” tak mau mendapat sumpah serapah dari ibunya, jihyun bergegas berangkat ke sekolahnya. 


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Beruntung jihyun tidak terlambat karena penjaga yang kesiangan, sehingga sekolah baru dibuka 
pukul 08.30. jihyun pun segera memasuki kelasnya. Saat di depan pintu kelasnya ia berpapasan dengan namja tinggi, putih, tampan, dan..... sayangnya ia dingin. Namja tersebut bernama sehun. Oh sehun. Dia teman sekelas jihyun sekaligus teman chanyeol di club basket. Saat berpapasan, sehun menatap jihyun, disaat yang bersamaan jihyun juga menatap mata sehun. Keduanya saling bertatapan cukup lama sebelum shim sajangnim masuk kekelas mereka.


“ehem! Apa kalian tidak ingin masuk? Atau kalian berdua ingin diluar sampai pelajaran ku selesai?” peringatan yang dilontarkan shim sajangnim membuyarkan mereka. Aura canggung diantara mereka pun muncul tapi tidak bertahan lama menghinggapi sehun. Namja itu hanya canggung sementara dan selanjutnya ia kembali dengan sifat dingin dan masa bodo nya itu. Mereka berlalu dan menuju meja mereka masing-masing. Meja jihyun terletak 2 baris dari depan sedangkan sehun terletak 2 meja dari meja jihyun. Jihyun yang telah duduk terlebih dahulu memandangi tubuh sehun yang berlalu melewatinya tanpa menatapnya sedikitpun. 



Teeeeeeeeeeeet...............


Bel istirahat pun berbunyi. Suara bel disambut meriah oleh seluruh siswa Seoul Of Performing Art School. Bagaimana tidak? Ini saatnya bagi mereka untuk bebas dari pelajaran yang menurut mereka amat sangat membosankan. Selain itu ini waktu yang tepat untuk mereka mengisi perut mereka yang sudah di penuhi cacing cacing yang dari tadi menari nari minta diisi.


“jihyun, kau tidak kekantin ?” tanya airin 


“ani airin, kau kekantin tanpa ku tidak apa kan? Aku harus mengerjakan tugas dari choi sajangnim. Kalau tidak selesaikan aku bisa dihukum nantinya” jawab jihyun sambil menunjuk kertas kertas yang berserakan di atas mejanya.


“aahhh.... arraseo. Kalau begitu mau ku bawakan makanan?”tawar airin. 


“tidak usah. Nanti aku merepotkanmu. Aku sudah makan tadi pagi” jawab jihyun berbohong. Ia tidak mau terus menerus merepotkan airin. Sahabatnya dari smp. Airin sudah banya di repotkan oleh dirinya. Lagi pula kalau airin membawa makanan percuma karena jihyun tidak akan sempat untuk makan karena tugasnya yang terlalu banyak.


Tak lama kai, teman sebangku sehun bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri airin, kekasihnya. Saat mereka akan beranjak menuju kantin, kai pun berbalik. “  Sehun-ah, Jihyun ssi... kalian benar tidak ingin ikut kami kekantin?” 


“Ani! Aku sibuk!” jawab merka serempak yang membuat wajah jiihyun memerah. Dilihatnya kai dan airin menatap tajam mereka sambil senyum senyum menggoda. jihyun yang merasa sedang di buat malu oleh mereka pun senyum senyum sendiri daritadi.


10 menit sudah jihyun mengerjakan tugas, tapi tak kunjung selesai. Jihyun tidak bisa berpikir karena sedari tadi ia menahan sakit diperutnya. Ia pegangi perutnya yang sakit sambil meremas kertas yang ada ditangan kanannya. Keringat dingin pun keluar dari tubuh jihyun. Sehun yang sedari tadi memperhatikan jihyun merasa iba karena dari tadi gadis itu meringis kesakitan. Lalu ia berinisiatif untuk menawarkan bantuannya. Ia beranjak dari duduknya dan berjalan menuju meja jihyun.


“Jihyun.......” ujar sehun sambil mengguncang tubuh jihyun. Saat ini jihyun tertidur dalam posisi tangan kanan yang menopang kepalanya diatas meja dan tangan kiri yang masih memegang perutnya.


“aigooo.... kau tidur eoh? Jihyun. Palli ireona! Ini bukan saatnya untuk tidur! Yaaak ireona!!” sehun semakin kuat mengguncang tubuh jihyun. Jihyun tak bergeming. Lalu sehun membalikkan tubuh jihyun. Seketika sehun panik melihat jihyun pucat. Lalu ia segera menggendong jihyun ala bridal style dan membawanya ke ruang kesehatan. Sesampainya didalam sehun segera membaringkan jihyun di ranjang. Keadaan uks tersebut sepi. Dan juga perawat yang biasanya berjaga di uks itu tidak masuk karena anaknya sakit mau tidak mau sehun harus menjaga jihyun sampai ia sadar. Ia pandangi wajah jihyun yang sedang terlelap. Sesekali ia menghapus keringat keringat di kening jihyun. 

“jihyun ah..... kau cantik kalau sedang tidur seperti ini” ujar sehun sambil menyingkirkan poni jihyun yang menghalangi wajah gadis itu.
Sehun yang bosan menunggu tak lama memejamkan matanya dan memasuki alam mimpinya.



“eoh? Apa aku tidak salah dengar? Seorang sehun si ice prince mengatakan kalau aku cantik? Daebak!! Berarti cintaku tidak bertepuk sebelah tangan” jihyun yang sudah sadar dari pingsannya merasa senang mendengar ucapan sehun tadi. Sebenarnya ia tadi sudah bangun tapi pura pura tidur. Gadis itu terus saja memandangi wajah sehun yang sedang terlelap. Senyumannya pun tak lepas dari bibir mungilnya sedari tadi.


“euuunghhh” 


Jihyun yang merasakan kalau sehun akan bangun pun kebali berpura pura untuk tidur. Tapi tetap diiringin senyuman senyuma kecil di bibirnya. 


“kau tidak usah pura pura tidur jihyun ssi. Aku tahu kau sudah bangun” selidik sehun

Perlahan lahan jihyun membuka matanya. Ia merasa sehun sedang menatapnya tiba tiba kegugupan menghinggapi tubuh gadis itu. 


“euuung.... ba... bagaimana kau tau sehun ssi? Bukankah kau tadi se....dang tidur?” jihyun terbata bata menjawab pertanyaan sehun


“aku sudah bangun” sehun menjawab pertanyaan jihyun dingin dan datar tetapi matanya tetap menatap dalam mata gadis yang berada dihadapannya.

Jihyun semakin gugup karena sejak tadi sehun tidak melepaskan pandangannya dari gadis itu. Dengan hati hati jihyun mengajukan pertanyaan lagi kepada jihyun.


“se.... sej.... sejak kapan?”


“sejak kau memandangi wajahku. Aku tahu aku tampan tapi aku risih kalau tidurku di ganggu karena tatapanmu itu” DEG... pernyataan sehun tadi sukses membuat jihyun semakin semakin semakiiiin gugup dan tak bisa dipungkiri lagi kalau kini wajahnya sudah memerah seperti berada di sebuah ruangan spa.


“aigoooo jihyun ssi.... kau bisa malu juga? Lihat wajahmu merah seperti tomat busuk” kekeh sehun

Jihyun yang merasa sudah dipermalukan langsung bangkit dari tidurnya dan berlari keluar menuju kelasnya sambil menutupi wajahnya yang memerah akibat ledekan oh sehun. Namja yang ia sukai.

Di sisi lain, sehun tersenyum bahagia melihat gadisnya malu akibat ucapannya tadi. Mwo? Gadisnya? Yap. Oh sehun diam diam menyukai park jihyun teman sekelasnya itu.



Bel pulang pun berbunyi. Murid murid segera berhamburan keluar kelas dengan senyum yang mengembang diwajahnya. Mereka merasa bahagia seperti terbebas di penjara. Kelas pun semakin sepi. Murid murid yang berada di kelas sedang merapikan buku buku mereka dan memasukkannya kedalam tas.


“jihyun, kau mau pulang bersamaku?” tawar airin


“ne? Ah tidak usah rinnie ah. Aku pulang bersama channie oppa saja. tadi dia sudah menyuruhku agar aku harus pulang bersamanya.”


“oooh baiklah kalau begitu. Na kkhalke~” airin pun keluar bergegas menuju mobil yang biasa menjemputnya.


Tak lama ada seseorang yang masuk kekelas jihyun dan berjalan menuju mejanya. Jihyun tidak menyadari orang tersebut karena terlalu sibuk merapihkan peralatan sekolahnya. 


Tap... ada yang memegang bahu jihyun. Seketika tubuh jihyun membeku. Karena dikelas ini hanya tinggal ia dan sehun. Dengan seluruh keberaniannya ia membalikkan tubuhnya untuk sekedar mencari tahu siapa orang yang menepuk bahunya. 


Hfffttttt...... ternyata itu chanyeol. Oppa jihyun.


“aiisssh... oppa kau mengagetkan ku saja” ujar jihyun sambil mempoutkan bibirnya.

“haha kau pikir aku apa eoh? Sampai kau terkejut seperti itu?” ujar chanyeol sambil mengacak ngacak rambut jihyun 


“ku pikir tadi kau hantu gudang sekolah” ujar jihyun sambil tertawa

Pletak


Kini satu buah jitakan meluncur tepat dipucuk kepala gadis itu. Jihyun pun meringis kesakitan.


“yak mana ada hantu tampan seperti ku eoh?” kini chanyeol berpose ala ala model majalah


“ara ara aku percaya kau tampan. Kajja!sebaiknya kita pulang” bukannya ia tidak dapat membalas 
ucapanya kakaknya, melainkan ia mengalah, karena kalau kalau ia meladeni ocehan kakanya itu, adu mulut mereka tidak akan selesai hingga esok. Jihyun pun menelusupkan tangan kanan nya ke tangan kiri chanyeol. Ia bergelayut manja di tangan chanyeol. Kedua kakak beradik itu pun melenggang keluar meninggalkan kelas. 


Mereka tidak menyadari sebenarnya dari tadi ada sepasang mata yang memperhatikan tingkah kekanakan kakak beradik itu. Oh sehun, namja yang memperhatikan kelakuan mereka sedari tadi menahan tawanya melihat tingkah jihyun yang menurutnya menggemaskan. Sampai ia teringat sesuatu dan berlari keluar kelas mengejar seseorang.


“yak!! Hyung..... hyuuuungggg.......” orang yang dipanggil sehun tidak memberhentikan langkahnya. Ia pun mempercepat larinya agar ia dapat menjangkau orang yang ia panggil hyun tersebut.


“hyuuung!!! Hyu...ngh....hyuuunnghhh tung...gguh...” kali ini sehun dapat memberhentikan langkahnya karena orang yang ia panggil juga memberhentikan langkahnya. Iapun mengatur nafasnya yang tersengal akibat berlari tadi untuk berbicara.


“eoh ? ada apa sehuna?” tanya chanyeol kepada sehun


“apa kau lupa kalau hari ini ada latihan basket eoh ?” ucap sehun lantang. Ia sudah dapat menormalkan kembali nafasnya.


“ah! Matta! Aku lupa sehun. Kajja kita ke lapangan. Yang lain pasti sudah menunggu”


“oppa.... lalu aku bagaimana? Aku tak mungkin pulang sendiri” tanya jihyun sambil memasang wajah sedihnya

“kalau begitu kau ikut saja jihyun” sehun mengajak jihyun untuk ikut dan menonton latihan mereka

“benar kata sehun. Kau ikut saja. lagi pula kami latihan hanya sebentar paling 2 jam” jawab chanyeol

“hmm.... baiklah” jihyun pun menjawab dan menuruti perintah mereka. Chanyeol berjalan lebih dulu dan meninggalkan sepasang manusia yang berjalan di belakangnya dengan keadaan gugup dan sibuk berargumen dengan pemikiran pemikiran mereka sendiri. Tidak ada satupun dari mereka yang mengeluarkan sepatah katapun. Hening. Begitulah keadaan nya.

Akhirnya sehun pun membuka pembicaraan lebih dulu. “hey apa kepala mu tidak pegal jihyun-ah? Sepanjang jalan kau menundukan kepalamu?” sehun terkekeh melihat tingkah yeoja di sebelahnya

Jihyun mendongakkan kepalanya dan menatap sehun dengan malu malu. Sesaat wajahnya berubah menjadi sebal melihat wajah sehun yang sedang mengejeknya. Ia pun berjalan lebih dulu meninggalkan sehun yang masih tertawa di belakangnya. Tak lama sehun dapat menyusul langkan jihyun. Sepanjang jalan menuju ke lapangan mereka habiskan dengan berbincang bincang satu sama lain.



semenjak saat itu, sehun dan jihyun menjadi dekat. Sudah tidak ada rasa canggung lagi saat bertemu, saling menatap, dan tersenyumsatu sama lain. Kini mereka terlihat lebih santai dan seperti sepasang kekasih karena kedekatan mereka. Hampir seluruh sekolah mengakui kalau jihyun yeoja hebat karena dapat mencairkan es didalam tubuh sehun. Dan tak sedikit orang yang mengira kalau mereka itu sepasang kekasih.

Bel istirahat pun berbunyimemenuhi seluruh sudut di sekolah itu. Kini seluruh murid berhamburan keluar kelas. Ada yang sekedar bermain basket bersama teman teman mereka, ke perpustakaan, bergosip dan pasti nya ke satu tempat yang akan selalu ramai, kantin.

“jihyun-ah kau mau ikut kami kekantin tidak? Aku tahu kau pasti lapar kan?” airin menarik narik tangan jihyun agar gadis itu ikut bersamanya. Di depan gadis itu juga sudah ada 2 lelaki yaitu jongin dan sehun. Mereka berjalan bersamaan. Tak sedikit orang orang yang memandang mereka. Pasalnya, ini pertama kalinya seorang oh sehun, pergi kekantin bersama seseorang selain jongin.

Sesampainya di kantin mereka menempati meja yang terletak di sudut kantin.

“sehun, jihyun. Kalian ingin pesan apa? Biar aku pesankan” tawar airin

“RAMYUN” jawab mereka berbarengan. Mereka saling menatap satu sama lain. Dan seketika tersenyum.

“eiiiii.....” kini jongin menggoda

“minumnya apa?” airin kembali melontarkan pertanyaan kepada mereka berdua

“COLA” lagi lagi mereka-jihyun dan sehun- menjawab pertanyaan airin bersamaan dengan suara yang lebih keras dan mengacungkan jari mereka masing masing, seperti anak-anak sekolah dasar yang ditanya oleh gurunya. Sekita tawa sehun dan jihyun pun meledak mengingat kelakuan mereka sedari tadi. Airin dan jongin yang sedari tadi memperhatikan kelakuan mereka berdua juga ikut tertawa.

“sudah ah perutku sakit. Aku mau pesan makanan dulu” ujar airin masih tertawa

“aku ikuuut. Biar ku bantu” jongin menawarkan bantuan dan berlari mengejar airin lalu merangkul pundaknya.

Kini gelak tawa sudah tidak terdengar lagi diantara sehun dan jihyun tetapi sesekali mereka masih tersenyum senyum malu.

Tak lama makanan pun datang. Ditengah acara makan mereka datanglah dua orang yang tidakk diundang.

TAP

Namja itu menepuk pundak seorang gadis.

UHUK UHUK

“YAK!” omel gadis itu

Jihyun pov

Saat kami sedang asik menikmati makan siang kami. Tiba tiba ada seseorang yang menepuk pundak ku hingga membuatku tersedak.

“yak!” kesal ku

“eoh... chagiya... neo gwaenchana?” ujar pria itu

‘mwo? Apa dia bilang? Tadi dia memanggil ku apa? Chagiya? Beraninya dia!’

“NEO!!!!!!! Nu............” aku tidak jadi meneruskan ucapanku setelah mengetahui siapa orang itu. Dia-park canyeol-oppaku.

“yaaa.... kau tadi ingin berkata apa eoh??” goda chanyeol dengan tatapan selidik

“aniyo... ku kira tadi siapa. Ternyata kau hehe. Kau sudah makan? Mau bergabung?”

“belum... ah? Bolehkah?”jawabnya sambil menatap teman temanku meminta jawaban. Setelah mereka semua mengangguk setuju oppaku duduk di sebelahku.

“yak hyung. Kau kan bisa duduk disebelah sana. Kenapa harus disini? Disini sempit!” omel sehun

“omo... kau kenapa eoh? Biarkan aku duduk didekat saengku ini. Kenapa kau marah eoh?”

“ani. Aku tidak marah. Baiklah aku mengalah padamu park chanyeol” sehun pun mengalah pada oppaku. Oppa yang mendengar sehun mengucapkan namanya tanpa embel embel hyun pun geram.

“kau. Kenapa tidak memanggilku hyung?” tanya oppa

“kau tidak pantas dipanggil hyung. Kelakuan mu seperti anak anak. Ah bagaimana sekarang aku memanggilmu chanyeol saengie?” kami semua pun tertawa hingga perut kami keram mendengar ucapan sehun kecuali chanyeol-oppaku-. Seketika sebuah jitakan sukses mendarat dengan indahnya di kepala sehun. Sehun yang tidak terima dengan perlakuan oppaku berbalik memukul kepalanya. Dan saat chanyeol ingin memukul kepala sehun, sehun mengelak dan pergi melarikan diri. Oppaku pun ikut berlari mengejarnya. Melihat tingkah mereka yang seperti anjing dan kucing membuat kami harus rela merasakan sakit diperut kami karena tertawa.

Author pov

Kini sehun, jihyun dan chanyeol sudah berada diparkiran berdiri di dekat kendaraan mereka. Disana terdapat 2 motor ninja yang berwarna putih dan hitam. Putih milik sehun dan hitam milik chanyeol. Jihyun? Ia selalu pulang bersama oppanya karena chanyeol tidak akan mengizinkan adiknya pulang sendiri. Duluu saat masih di taman kanak kanak, jihyun sempat pernah diculik.

“hyung. Kau mau langsung pulang ? bagaimana kalau kerumahku eoh ? kita bermain video game lai. Kau kan belum bisa mengalahkanku” ledek sehun

“eoh? Baiklah. Aku akan ikut kerumahmu. Dan jangan menangis kalau kau kalah” chanyeol menerima ajakan sehun.

“eh jihyun kau tidak mau ikut juga?” kali ini sehun menawarkan jihyun untuk berkunjung kerumahnya. Dalam hatinya ia berharap jihyun mau menerima tawarannya tersebut.

“mianhae sehun-ah. Aku mau mengerjakan tugas di rumah airin”

“kkeurekunna..... baiklah” sehun tampak lesu mendengar pernyataan jihyun.

“lalu airin sendiri dimana?” kini sehun kembali bertanya. Ia berharap mereka tidak jadi belajar.

“eoh. Dia sedang di toilet” sehun kembali memasang wajah lesunya.

“hyung. Bagaimana kalau kita balapan, siapa cepat sampai dirumahku akan ditraktir 2 loyang pizza?” kini senyuman pun kembali terkembang di wajah sehun

“geurae! Aku terima! Hehehe”

“yak yak!!! Kalian jangan ngebut ngebut! Aku tidak mau kalian kenapa napa” jihyun pun seketika panik

“yak! Uri gwaenchana hyunnie-ah.... kami sudah biasa” chanyeol pun mengacak rambut adiknya dan mencubit pipinya dengan gemas. Tapi aneh jihyun kali ini tidak mengelak dari serangan oppanya. Ia merasa nyaman seperti ini. Dan seperti ia tidak akan mendapat kan serangan seperti ini lagi keesokkannya              .

Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin............................... bruuuuuuuuuuuuuuuuuuuk

Jihyun mendapat kabar dari airin kalau mereka tidak jadi mengerjakan tugas karena ia harus menjaga keponakannya dirumah. Lalu jihyun pun berbalik arah menuju rumahnya.

“mian.... agassi.... sepertinya ada kecelakaan didepan sana. Apa kau ingin mencari jalan ?” tanya supir taksi itu.

“ah... gwaenchana ajusshi. Aku turun disini saja” setelah membayar taksi tersebut, jihyun turun. Dilihatnya kerumunan orang didepan sana. Karena rasa penasarannya, ia masuk kedalam kerumunan orang orang tersebut dan .... DEG

Tubuhnya seketika membeku, mati rasa, lidahnya kelu. Apa yang dilihatnya bukanlah mimpi. Sudah berulang kali ia menepuk nepuk keras pipinya tapi kejadian tersebut tak kunjung hilang. Setelah sadar kalau kejadian tersebut itu nyata. Ia segera berlari ketempat kejadian tersebut air matanya sudah tidak dapat dibendung lagi.



Ia peluk tubuh tersebut. Tubuh orang yang amat sangat ia kenali. Orang yang selalu berada disisinya kapanpun. Orang yang selalu menjahilinya, membuat kekacauan, dan selalu membuat ia tertawa dan juga merasa nyaman. Kini orang tersebut. Tubuhnya penuh dengan lumuran darah. Tubuhnya kaku. Tidak ada lagi senyuman yang tergambar diwajahnya. Seketika jihyun berpaling ke orang yang berada di sebelahnya. Orang tersebut tidak kalah kacau keadaannya dengan jihyun.

“NEO!!!!!!!” jihyun menunjuk kesal lelaki itu dan menamparnya berkali kali.

“SUDAH KU BILANG! JANGAN BALAPAN! SEKARANG APA? OPPAKU MENJADI KORBANNYA!!!!!! OH SEHUN AKU BENCI PADAMU!!!!!” amarah jihyun sudah tidak dapat dipendam lagi, berkali kali ia memukul dada namja itu. Sehun, namja itu hanya pasrah. Yang dikatakan jihyun benar. Semua ini salahnya.

Jihyun kembali memeluk erat tubuh oppa nya. Tak lama ambulance pun datang. Mereka segera membawa masuk chanyeol ke dalam ambulance dan melarikannya ke rumah sakit. Sehun pun naik kedalam ambulance.

“KAU! UNTUK APA KAU IKUT? KAU TIDAK PANTAS MENGATARKAN OPPAKU! KAU TURUN! AKU MUAK MELIHAT WAJAHMU! CEPAT TURUUUUUN!!!!!” sehun tersentak mendengar teriakan jihyun ia merasa pisau pisau sedang menghujam jantungnya berkali kali. Ia salah. Ia sedih telah mengakibatkan kecelakaan ini. Dan kini ia membuat jihyun membencinya

HOSPITAL

“jihyun ah??? Mana oppamu ?” ny. Park bertanya sambil menangis

“oppa masih hiks... di dalam... hiks.... eomma” jihyun memeluk erat eommanya. Tak lama uissangnimpun keluar dari ruang ugd.

“uisangnim bagaimana keadaannya ? uri adeul gwaenchana?”

“kami minta maaf nyonya. Nyawa anak nyonya sudah tidak dapat ditolong lagi. Ia sudah kehilangan banyak darah. Dan anaknya terlambat dibawa kesini. Sekali lagi kami minta maaf, kami sudah berusaha sebaik mungkin tapi tuhan berkata lain”

Tangispun pecah. Mereka berdua segera masuk kedalam ruangan dimana chanyeol berada. Berkali kali jihyun mengguncang guncangkan tubuh oppa nya yang sudah terbujur kaku berharap oppa nya akan bangun kembali.

“sudah jihyun ah. Oppa mu sudah tenang disana. Tuhan sayang pada oppa mu karena itu ia mengambil oppa mu terlebih dahulu” ujar nyonya park yang sudah sedikit tegar dan menerima keadaannya saat ini.

“INI SEMUA KARENA OH SEHUN EOMMA! KARENA NAMJA BRENGSEK ITU OPPA MENINGGALKANKU! AKU BENCI NAMJA ITU EOMMA! AKU BENCIIIII!!!!!!!!!!!!!!!!” nyonya park memeluk anaknya ia merasa sedih melihat keadaan jihyun. Ia tahu jihyun masih tidak bisa menerima kepergian oppanya yang amat ia sayangi. Sementara itu oh sehun yang dari tadi berada di pintu ruangan chanyeol mengurungkan niatnya untuk masuk. Ia sedih karena kehilangan hyung kesayangannya dan jihyun yang amat sangat membencinya karena ulahnya sendiri.



PEMAKAMAN

Banyak sekali yang menghadiri pemakaman chanyeol. Dari keluarga, sahabat, dan teman temannya di klub basket.

“oppa.... kenapa oppa jahat meninggalkan aku dan omma sendirian??? Oppa berjanjikan akan melindungi dan menjaga kami seperti seorang appa yang menjaga keluarganya setelah appa juga pergi meninggalkan kita. Tapi kenapa oppa sekarang juga menyusul appa? Lalu sekarang kami bagaimana? Aku mau menyusul oppa.....” jihyun lagi lagi menangis. Entah sudah berapa banyak air mata yang ia keluarkan

“jihyun ah. Mianhae”

Jihyun mendongak melihat orang yang berbicara padanya. Seketika kemarahan kembali terlukis diwajah jihyun. Ia bangkit.

“KAU! UNTUK APA KAU DATANG KESINI OH SEHUN? APA KAU BELUM PUAS EOH? APA YANG KAU INGINKAN? KALAU KATA MAAF AKAN MENGEMBALIKAN OPPAKU LAGI. DENGAN SENANG HATI AKU AKAN MENERIMANYA! TAPI SAYANGNYA MAAF MU TIDAK DAPAT KU TERIMA! DAN SEKARANG SEBAIKNYA KAU PERGI. DAN JANGAN PERNAH MENGINJAKKAN KAKIMU DISINI! DAN SATU LAGI! STOP!!! MENGGANGGU HIDUPKU!”

Sehun belenggang meninggalkan pemakaman chanyeol. Semua mata menatap iba kepergian sehun. Diam diam sehun masih berada di pemakaman tersebut. Ia mengumpat di balik pohon yang tidak jauh dari pemakaman chanyeol untuk menyaksikan pemakaman dan menghantarkan hyungnya ke tempat peristirahatannya yang terakhir.

“hyung mianhae. Mianhaeyo. Jeongmal mianhae” ucap sehun ditengah tengah isakannya



JIHYUN POV

Setelah pemakaman selesai aku dan eomma kembali kerumah. Saat pintu rumah dibuka, aku masih merasakan kehadiran channie oppa disini. Tuhaaan........... aku merindukan oppaku. Tolong jaga dia. Aku yakin ia pasti bahagia berada disisimu....

Tess...

Airmataku kembali turun menuruni mataku. Lalu aku masuk kekamarku. Wangi parfum oppa masih tercium dikamar ini. Aku pun berbaring di kasur oppa. Menghirup aroma tubuhnya yang masih meninggalkna jejak di kasur ini. Tanpa ada yang menyuruhnya, lagi lagi air mata ini kembali turun dengan sendirinya. Tuhan..... aku merindukannya. Merindukan oppaku. Kembalikan ia padaku tuhan.... ku mohon....











Author pov

Setelah lelah menangis, akhirnya jihyun pun tertidur.

“sebentar lagi oppa.... aku mengantuk”

“yak!! Oppa berhenti menertawaiku”

“oppa.... saranghae... neomu neomu saranghae”

Entah sudah berapa kali jihyun meracau di sela sela tidurnya dan setiap racauan tersebut ia menyebutkan oppanya.

Sudah satu minggu jihyun tidak masuk sekolah. Dan selama itu juga jihyun tidak keluar kamar. Eommanya sedikit khawatir dengan keadaan jihyun yang masih belum bisa menerima keadaannya.

TING TONG.....

Suara bel rumah jihyun pun berbunyi. Dengan segera nyonya park membukakan pintunya. Muncullah sesosok namja yang ia kenal, oh sehun.

“eommoni.... mianhae... jeongmal mianhae” sehun langsung memeluk kaki nyonya park sambil terisak.

Nyonya kpark yang tidak tega melihat sehun pun membantunya untuk berdiri. “ahjumma sudah memaafkan kesalahanmu sehun. Jadi mulai sekarang berhentilah bersikap seperti ini. Aku sudah memaafkanmu” sehun menarik kedua ujung bibirnya membentuk sebuah senyuman mendengar ucapan park ahjumma.

“gomapseumnida..... eommoni” berkali kali sehun membungkuk memberi hormat dan terakhir ia memeluk nyonya park.

“eommoni... eh ahjumma....”

“kau boleh memanggilku eommoni sehun ah” senyuman pun terpampang diwajah cantik nyonya park

“euum... eommoni,, jihyun eodiggaseo ?” dengan ragu sehun menanyakan jihyun

“dia ada dikamar. Sudah seminggu ia tidak keluar kamar. Makanan yang kuberikan pun selalu tidak dihabiskan”

“kkeuraekkunna.... baiklah aku akan coba mengantarkan makanan ini”

TOK TOK







TOK TOK

Jihyun tersadar dari lamunannya ketika mendengar ketukan pintu. Ia terlihat amat sangat kacau. Dan sebuah foto yang tidak pernah ia lepas dari genggamannya.

TOK TOK

Lagi lagi suara ketukan tersengar.

“nuguseyo?” jihyun mengeluarkan suara paraunya karena habis menangis

“bolehkah aku masuk ?” tanya suara itu lagi

Eoh ? oppa? Jihyun langsung bangkit menuju pintu ketika mendengar suara seorang namja yang ia pikir itu suara oppanya. Perlahan ia membuka pintu. dan ia lihat sesosok laki laki yang tingginya nyaris setinggi oppanya. Ia pun mendekatkan tubuhnya ke namja itu untuk memastikan apakah laki laki itu oppanya atau bukan. Karena laki laki itu membelakangi jihyun

Sesaat laki laki itu berbalik menghadap jihyun. Jihyun terpaku dan kembali menampakan kemarahan di wajahnya. Ia kembali masuk kedalam kamarnya, dan saat ia ingin menutup pintu, pintu tersebut terhalang oleh kaki sehun.

“jihyun.... jebal... maafkan aku dan biarkan aku menebus kesalahan ku dengan menjaga dan merawatmu seperti chanyeol” lirih sehun

“kau tidak akan bisa menebus kesalahanmu! Kecuali kau juga mati!” kini jihyun sudah terlalu kesal dan menutup pintu kamarnya dengan kencang mengakibatkan sehun terjungkal dan makanan yang ada di tangannya pun tumpah

“jihyun... apa dengan menyusul chanyeol dapat menghapus dosaku dan membuatmu tidak membenciku lagi? Kalau ia, aku dengan senang hati menuruti permintaanmu” ujar sehun dalam hati

Samar samar terdengar suara pecahan dan beberapa barang barang yang berada di dalam kamar jihyun

“jihyun jebal!! Hentikan!! Aku tidak mau melihatmu tersiksa!!” teriak sehun

Ucapan sehun hanya dianggap angil lalu oleh jihyun

Malam semakin larut. Sehun memutuskan untuk menginap dirumah jihyun agar ia bisa menjaga jihyun. Saat ia tengah terlelap di sofa yang terdapat dipojok ruangan dekat kamar jihyun. Ditengah tidurnya sehun terbangun karena mendengar pintu kamar jihyun yang terbuka. Jihyun pergi keluar dan dengan diam diam sehun mengikutinya dari belakang agar jihyun tidak mengetahui keberadaan sehun.

Jihyun melangkahkan kakinya tak tau arah. Pandangannya kosong sesekali ia terisak mengingat moment dimana ia bersama oppanya. Malam ini kendaraan yang lewat tidak terlalu ramai. Dilihatnya oleh sehun jihyun semaki lama semakin mendekati jalan raya. Ia kini melewati jalanan tersebut dan kii sudah berada di tengah. Jihyupun terduduk lemas. Sesekali ia berteriak ‘oppa... bawaku bersamamu’ dan dengan bersamaan sehun melihat ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan yang cukup kencang sehun segera berlaari mendekati jihyun dan mengangkat tubuh gadis itu untuk menyingkir. Tapi jihyun berbalik mendorong tubuh sehun untuk menjauh.

“yak! Apa yang kau lakukan! Pergi kau!” ujar jihyun

Sehun kembali mendakap jihyun dan tidak mendengarkan peringatan jihyun. Sehun melihat mobil itu semakin dekat dan dekat dengan terpaksa sehun melempar jihyun ke tepi jalan dan bruuuuk.........

Sehun terlempar sekitar 5 meter ia tertabrak mobil dan jihyun berteriak dan segera menghampiri tubuh sehun.

Tak lama ambulance pun datang. Sehun bergegas dibawa kerumah sakit. Sesekali ia tersenyum melihat jihyun yang berada di sampingnya dan menggenggam tangannya. Setelah sampai sehun dilarikan ke ruangan ugd untuk dilakukan tindakan selanjutnya. Setelah cukup lama jihyun menunggu dengan panik dokter pun keluar dari ruangan sehun.

“uissanim. Bagaimana keadaan teman saya?”

“teman anda kritis. Dan apa anda yang bernama jihyun?”

“ne. Naneun jihyun. Waegeurae?”

“kau sebaiknya cepat masuk. Dari tadi sehun terus menerus memanggil namamu”

Setelah mendengar pernyataan dokter jihyun langsung menuju ruangan sehun.

“sehun ah... sehun ah... sehunnie!! Ireona!!! Mianhae mianhae mianhae sehun ... hiks... aku tidak bersungguh-sungguh mengatakannya hiks.. aku ... aku...” jihyun tidak sanggup berkata kata lagi. Kini ia menenggelamkan kepalanya di dada bidang sehun. Ia menangis.

“kau tidak perlu meminta maaf jihyun ah. Ini semua memang pantas untukku. Dan dengan begini aku dapat menyelamatkanmu dan menebus dosa dosaku” jawab sehun. Senyuman nya tak pernah pudar dari wajahnya

“jihyun.... kuharap kau tidak akan membenciku lagi. Saranghae....” bertepatan dengan ucapan sehun yang terakhir ia lontarkan, alat pendeteksi detak jantung yang ada diruangan itu berhenti dan hanya terdengar suara ‘tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit’ tandanya sehun sudah meninggal.

“sehun ah nado saranghae. Mian selama ini aku kasar kepadamu” jihyun lagi lagi menangis. Satu lagii hari ini ia kehilangan orang yang ia sayangi.

‘tuhaaan.... mengapa kau mengambil semua milikku hiksss....’











PEMAKAMAN

Hari ini langit kembali berkabung. Kini langit sekan mengerti perasaan jihyun. Langit turut menangis mengantarkan kepergian sehun. Sehun dimakamkan di sebelah pemakaman chanyeol dan appa jihyun. Setelah pemakaman selesai langit kembali cerah. Dan terlihat awan berbentuk seperti sehun sedang menyunggingkan senyuman. Jihyun pun ikut tersenyum. “gomawo sehunnie. Nan jeongmal saranghae” lirih jihyun



-END-