PLEASE, DONT HATE ME
Cast :
-
Park Chanyeol
-
Kim Jong in
-
Oh sehun
-
Park Jihyun
-
Song Airin
Genre : Family, Romance(?), School Life, Comedy, Sad, Tragedy
KRIIIIIIIIIIIIIIIIIIING...............
KRRRRRIIIIIIIIIIIIIINGGGGG........
Bunyi alarm yang memenuhi ruang kamar kakak beradik Park chanyeol dan park jihyun. Kakak beradik
ini memang tinggal dikamar yang cukup luas. Di kamar tersebut terdapat dua
tempat tidur. Dimana masing masing tempat tidur tersebut memiliki masing masing
meja untukk pemisah antara mereka. Meja kecil tersebut berada ditengah dan di
kanan tempat tidur jihyun. Kalian pasti bingungkan kenapa mereka tinggal
sekamar ? . ini karena keduanya takut untuk tidur sendiri semenjak appa mereka
berdua meninggal dunia. Entahlah mengapa mereka bisa takut, padahal appa mereka
sendiri.
Ini sudah alarm kedua yang berbunyi. Tapi gadis itu tak juga
banguun dari tidur panjangnya. Lain lagi dengan chanyeol, oppanya. Ia sudah
mulai sadarkan diri walaupun belum sadar sepenuhnya. Ia masih
mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menyesuaikan dengan cahaya matahari yang
menelusup masuk lewat jendela kamar mereka. Tak lama alarm dari hp chanyeol pun
berbunyi. Kali ini ia sudah sadar sepenuhnya dan segera mematikan alarmnya.
Dilihatnya jam yang berada di meja kecil disebelah kanannya. Jam sudah
menunjukkan pukul 7.15 sontak ia segera menyambar handuk yang berada di gantung
di belakang pintu kamarnya dan bergegas masuk kedalam kamar mandi untuk bersiap
siap menuju sekolah.
“heung....” terdengar celotehan kecil dari mulut jihyun. Ia
merasa terganggu dengan cahaya yang masuk kekamarnya itu. Bukannya bangun,
yeoja itu semakin menelusupkan wajahnya ke dalam selimut dan melanjutkan
tidurnya.
Kreeeek....
Pintu kamar mandi pun terbuka. Itu tandanya chanyeol sudah
selesai mandi dan berpakaian. Ia lirik kasur adiknya. Perlahan ia menghampiri
ranjang adiknya sambil mengernyitkan keningnya.
“eoh? Belum bangun juga? Padahal aku sudah siap. Aish jihyun
ini kebiasaan bangun siang”
chanyeol geram melihat tingkah adiknya yang semakin
hari semakin menjadi. Kebiasaannya tak juga hilang sejak dulu. Lalu ia menarik
selimut yang melilit tubuh adiknya. Dengan sekali hentakan selimut tersebut
terlepas dan......
BRUK
Jihyun terguling ke kanan dan jatuh. Ajaibnya, ia tidak mengaduh
kesakitan. Chanyeol yang menyadari adiknya jatuh dan tidak mengeluarkan sepatah
kata pun bergegas menghampiri adiknya.
“jihyun ah.... jihyun ah.....!!” terdengar chanyeol
memanggil-manggil nama adiknya dengan panik sambil mengguncang-gincangkan tubuh
kecil jihyun. Jihyun tak bergeming. Chanyeol semakin panik.
“Jihyun ah!!! Ireona!! Apa kau mati ??? tolong jangan mati
dulu kau belum melunasi hutang mu padaku. Kau berjanji kan akan membelikanku
gitar baru! Hiks...” chanyeol semakin kencang mengguncangkan tubuh adiknya.
Isakan isakan kecil mulai keluar dari mulut chanyeol.
“ euuuunghh.....” terdengar leguhan kecil dari mulut mulut
jihyun. Ia mulai merasakan ada yang memeluk tubuhnya. Perlahan ia mulai membuka
matanya dan......
JIHYUN POV
“eungggh” aku merasa punggungku sakit. Ku gerakkan badanku
sedikit tapi sulit. Seperti ada yang memeluknya. Ku buka mataku perlahan dan
apa yang kudapat? Chanyeol oppa sedang memeluk tubuhku sambil menangis?! Sontak
aku kaget dan langsung berdiri.
“ yak! Apa yang kau lakukan oppa?”
“eoh? Kau bangun ? aku kira kau mati jihyun ah!!!” aiiisssh
orang ini kembali memelukku. Membuat kadar oksigen disekitar ku semakin
berkurang.
PLETAK
Aku yang baru sadar dengan apa yang ia katakan segera
memukul kepalanya dengan sekencsng kencangnya. Enak saja dia menyumpahi ku mati
? eoh... tapi tunggu, perlahan ku edarkan pandanganku padanya. Meneliti dari
atas hingga bawah. Tumben sekali ia sudah rapih sepagi ini.
“ yak oppa! Kau dirasuki setan apa eoh? Tumben sekali bangun
sepagi ini. Sudah rapi pula”
PLETAK
Kini gantian. Ia yang memukul kepala ku dengan kotak pensil
di tangannya. “Pabbo! Apaya yang masih pagi? Ini sudah siang. Kau tidak lihat
jam eoh??” seketika mataku melihat jam yang terpaku di tembok.
“heeeeeyyyy!!! Lihat oppa. Ini masih jam 6. Sekolah kita
masuk jam 8 kan?”
“YAK! Lihat baik baik. Itu jam mati. Lihat sekarang sudah
pukul 7.45 dan 15 menit lagi kita masuk. Cepat kau siap siap! Aku menunggumu
dibawah! Dalam waktu 5 menit kau tak juga selesai mau tak mau kau berangkat
sekolah sendiri” hardiknya. Mendengar celotehannya, aku segera masuk kedalam
kamar mandi.
Author pov
“ oopa.... aku sudah siap. Kajja kita berangkat.” Jihyun
menuruni tangga dengan terburu buru. Ia
tidak mau kalau harus berangkat dengan bus. Sesampainya dibawah ia tidak
melihat adanya tanda-tanda oppanya. Ia pun memeriksa halaman depan dan ia tidak
menemukan mobil oppanya.
“eooma.... oppa eodigaseo?” tanya jihyun polos kepada
eommanya.
“chanyeol sudah berangkat 5 menit yang lalu. Kau sih lama
sekali. Pasti kesiangan lagi” tak mau mendapat sumpah serapah dari ibunya,
jihyun bergegas berangkat ke sekolahnya.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Beruntung jihyun tidak terlambat karena penjaga yang
kesiangan, sehingga sekolah baru dibuka
pukul 08.30. jihyun pun segera memasuki
kelasnya. Saat di depan pintu kelasnya ia berpapasan dengan namja tinggi,
putih, tampan, dan..... sayangnya ia dingin. Namja tersebut bernama sehun. Oh
sehun. Dia teman sekelas jihyun sekaligus teman chanyeol di club basket. Saat
berpapasan, sehun menatap jihyun, disaat yang bersamaan jihyun juga menatap
mata sehun. Keduanya saling bertatapan cukup lama sebelum shim sajangnim masuk
kekelas mereka.
“ehem! Apa kalian tidak ingin
masuk? Atau kalian berdua ingin diluar sampai pelajaran ku selesai?” peringatan
yang dilontarkan shim sajangnim membuyarkan mereka. Aura canggung diantara
mereka pun muncul tapi tidak bertahan lama menghinggapi sehun. Namja itu hanya
canggung sementara dan selanjutnya ia kembali dengan sifat dingin dan masa bodo
nya itu. Mereka berlalu dan menuju meja mereka masing-masing. Meja jihyun terletak
2 baris dari depan sedangkan sehun terletak 2 meja dari meja jihyun. Jihyun
yang telah duduk terlebih dahulu memandangi tubuh sehun yang berlalu
melewatinya tanpa menatapnya sedikitpun.
Teeeeeeeeeeeet...............
Bel istirahat pun berbunyi. Suara bel disambut meriah oleh
seluruh siswa Seoul Of Performing Art School. Bagaimana tidak? Ini saatnya bagi
mereka untuk bebas dari pelajaran yang menurut mereka amat sangat membosankan.
Selain itu ini waktu yang tepat untuk mereka mengisi perut mereka yang sudah di
penuhi cacing cacing yang dari tadi menari nari minta diisi.
“jihyun, kau tidak kekantin ?” tanya airin
“ani airin, kau kekantin tanpa ku tidak apa kan? Aku harus
mengerjakan tugas dari choi sajangnim. Kalau tidak selesaikan aku bisa dihukum
nantinya” jawab jihyun sambil menunjuk kertas kertas yang berserakan di atas
mejanya.
“aahhh.... arraseo. Kalau begitu mau ku bawakan
makanan?”tawar airin.
“tidak usah. Nanti aku merepotkanmu. Aku sudah makan tadi
pagi” jawab jihyun berbohong. Ia tidak mau terus menerus merepotkan airin.
Sahabatnya dari smp. Airin sudah banya di repotkan oleh dirinya. Lagi pula
kalau airin membawa makanan percuma karena jihyun tidak akan sempat untuk makan
karena tugasnya yang terlalu banyak.
Tak lama kai, teman sebangku sehun bangkit dari duduknya dan
berjalan menghampiri airin, kekasihnya. Saat mereka akan beranjak menuju
kantin, kai pun berbalik. “ Sehun-ah,
Jihyun ssi... kalian benar tidak ingin ikut kami kekantin?”
“Ani! Aku sibuk!” jawab merka serempak yang membuat wajah
jiihyun memerah. Dilihatnya kai dan airin menatap tajam mereka sambil senyum
senyum menggoda. jihyun yang merasa sedang di buat malu oleh mereka pun senyum
senyum sendiri daritadi.
10 menit sudah jihyun mengerjakan tugas, tapi tak kunjung
selesai. Jihyun tidak bisa berpikir karena sedari tadi ia menahan sakit
diperutnya. Ia pegangi perutnya yang sakit sambil meremas kertas yang ada
ditangan kanannya. Keringat dingin pun keluar dari tubuh jihyun. Sehun yang
sedari tadi memperhatikan jihyun merasa iba karena dari tadi gadis itu meringis
kesakitan. Lalu ia berinisiatif untuk menawarkan bantuannya. Ia beranjak dari
duduknya dan berjalan menuju meja jihyun.
“Jihyun.......” ujar sehun sambil mengguncang tubuh jihyun.
Saat ini jihyun tertidur dalam posisi tangan kanan yang menopang kepalanya
diatas meja dan tangan kiri yang masih memegang perutnya.
“aigooo.... kau tidur eoh?
Jihyun. Palli ireona! Ini bukan saatnya untuk tidur! Yaaak ireona!!” sehun
semakin kuat mengguncang tubuh jihyun. Jihyun tak bergeming. Lalu sehun
membalikkan tubuh jihyun. Seketika sehun panik melihat jihyun pucat. Lalu ia
segera menggendong jihyun ala bridal style dan membawanya ke ruang kesehatan.
Sesampainya didalam sehun segera membaringkan jihyun di ranjang. Keadaan uks
tersebut sepi. Dan juga perawat yang biasanya berjaga di uks itu tidak masuk
karena anaknya sakit mau tidak mau sehun harus menjaga jihyun sampai ia sadar.
Ia pandangi wajah jihyun yang sedang terlelap. Sesekali ia menghapus keringat
keringat di kening jihyun.
“jihyun ah..... kau cantik kalau
sedang tidur seperti ini” ujar sehun sambil menyingkirkan poni jihyun yang
menghalangi wajah gadis itu.
Sehun yang bosan menunggu tak
lama memejamkan matanya dan memasuki alam mimpinya.
“eoh? Apa aku tidak salah dengar? Seorang sehun si ice
prince mengatakan kalau aku cantik? Daebak!! Berarti cintaku tidak bertepuk
sebelah tangan” jihyun yang sudah sadar dari pingsannya merasa senang mendengar
ucapan sehun tadi. Sebenarnya ia tadi sudah bangun tapi pura pura tidur. Gadis
itu terus saja memandangi wajah sehun yang sedang terlelap. Senyumannya pun tak
lepas dari bibir mungilnya sedari tadi.
“euuunghhh”
Jihyun yang merasakan kalau sehun akan bangun pun kebali
berpura pura untuk tidur. Tapi tetap diiringin senyuman senyuma kecil di
bibirnya.
“kau tidak usah pura pura tidur jihyun ssi. Aku tahu kau
sudah bangun” selidik sehun
Perlahan lahan jihyun membuka matanya. Ia merasa sehun
sedang menatapnya tiba tiba kegugupan menghinggapi tubuh gadis itu.
“euuung.... ba... bagaimana kau tau sehun ssi? Bukankah kau
tadi se....dang tidur?” jihyun terbata bata menjawab pertanyaan sehun
“aku sudah bangun” sehun menjawab pertanyaan jihyun dingin
dan datar tetapi matanya tetap menatap dalam mata gadis yang berada
dihadapannya.
Jihyun semakin gugup karena sejak tadi sehun tidak
melepaskan pandangannya dari gadis itu. Dengan hati hati jihyun mengajukan
pertanyaan lagi kepada jihyun.
“se.... sej.... sejak kapan?”
“sejak kau memandangi wajahku. Aku tahu aku tampan tapi aku
risih kalau tidurku di ganggu karena tatapanmu itu” DEG... pernyataan sehun
tadi sukses membuat jihyun semakin semakin semakiiiin gugup dan tak bisa
dipungkiri lagi kalau kini wajahnya sudah memerah seperti berada di sebuah
ruangan spa.
“aigoooo jihyun ssi.... kau bisa malu juga? Lihat wajahmu
merah seperti tomat busuk” kekeh sehun
Jihyun yang merasa sudah dipermalukan langsung bangkit dari
tidurnya dan berlari keluar menuju kelasnya sambil menutupi wajahnya yang
memerah akibat ledekan oh sehun. Namja yang ia sukai.
Di sisi lain, sehun tersenyum
bahagia melihat gadisnya malu akibat ucapannya tadi. Mwo? Gadisnya? Yap. Oh
sehun diam diam menyukai park jihyun teman sekelasnya itu.
Bel pulang pun berbunyi. Murid murid segera berhamburan
keluar kelas dengan senyum yang mengembang diwajahnya. Mereka merasa bahagia
seperti terbebas di penjara. Kelas pun semakin sepi. Murid murid yang berada di
kelas sedang merapikan buku buku mereka dan memasukkannya kedalam tas.
“jihyun, kau mau pulang bersamaku?” tawar airin
“ne? Ah tidak usah rinnie ah. Aku pulang bersama channie
oppa saja. tadi dia sudah menyuruhku agar aku harus pulang bersamanya.”
“oooh baiklah kalau begitu. Na kkhalke~” airin pun keluar
bergegas menuju mobil yang biasa menjemputnya.
Tak lama ada seseorang yang masuk kekelas jihyun dan
berjalan menuju mejanya. Jihyun tidak menyadari orang tersebut karena terlalu
sibuk merapihkan peralatan sekolahnya.
Tap... ada yang memegang bahu jihyun. Seketika tubuh jihyun
membeku. Karena dikelas ini hanya tinggal ia dan sehun. Dengan seluruh
keberaniannya ia membalikkan tubuhnya untuk sekedar mencari tahu siapa orang
yang menepuk bahunya.
Hfffttttt...... ternyata itu chanyeol. Oppa jihyun.
“aiisssh... oppa kau mengagetkan ku saja” ujar jihyun sambil
mempoutkan bibirnya.
“haha kau pikir aku apa eoh? Sampai kau terkejut seperti
itu?” ujar chanyeol sambil mengacak ngacak rambut jihyun
“ku pikir tadi kau hantu gudang sekolah” ujar jihyun sambil
tertawa
Pletak
Kini satu buah jitakan meluncur tepat dipucuk kepala gadis
itu. Jihyun pun meringis kesakitan.
“yak mana ada hantu tampan seperti ku eoh?” kini chanyeol
berpose ala ala model majalah
“ara ara aku percaya kau tampan. Kajja!sebaiknya kita
pulang” bukannya ia tidak dapat membalas
ucapanya kakaknya, melainkan ia
mengalah, karena kalau kalau ia meladeni ocehan kakanya itu, adu mulut mereka
tidak akan selesai hingga esok. Jihyun pun menelusupkan tangan kanan nya ke
tangan kiri chanyeol. Ia bergelayut manja di tangan chanyeol. Kedua kakak
beradik itu pun melenggang keluar meninggalkan kelas.
Mereka tidak menyadari sebenarnya dari tadi ada sepasang
mata yang memperhatikan tingkah kekanakan kakak beradik itu. Oh sehun, namja
yang memperhatikan kelakuan mereka sedari tadi menahan tawanya melihat tingkah
jihyun yang menurutnya menggemaskan. Sampai ia teringat sesuatu dan berlari
keluar kelas mengejar seseorang.
“yak!! Hyung..... hyuuuungggg.......” orang yang dipanggil
sehun tidak memberhentikan langkahnya. Ia pun mempercepat larinya agar ia dapat
menjangkau orang yang ia panggil hyun tersebut.
“hyuuung!!! Hyu...ngh....hyuuunnghhh tung...gguh...” kali
ini sehun dapat memberhentikan langkahnya karena orang yang ia panggil juga
memberhentikan langkahnya. Iapun mengatur nafasnya yang tersengal akibat
berlari tadi untuk berbicara.
“eoh ? ada apa sehuna?” tanya chanyeol kepada sehun
“apa kau lupa kalau hari ini ada latihan basket eoh ?” ucap
sehun lantang. Ia sudah dapat menormalkan kembali nafasnya.
“ah! Matta! Aku lupa sehun. Kajja kita ke lapangan. Yang
lain pasti sudah menunggu”
“oppa.... lalu aku bagaimana? Aku tak mungkin pulang
sendiri” tanya jihyun sambil memasang wajah sedihnya
“kalau begitu kau ikut saja jihyun” sehun mengajak jihyun
untuk ikut dan menonton latihan mereka
“benar kata sehun. Kau ikut saja. lagi pula kami latihan
hanya sebentar paling 2 jam” jawab chanyeol
“hmm.... baiklah” jihyun pun menjawab dan menuruti perintah
mereka. Chanyeol berjalan lebih dulu dan meninggalkan sepasang manusia yang
berjalan di belakangnya dengan keadaan gugup dan sibuk berargumen dengan
pemikiran pemikiran mereka sendiri. Tidak ada satupun dari mereka yang
mengeluarkan sepatah katapun. Hening. Begitulah keadaan nya.
Akhirnya sehun pun membuka pembicaraan lebih dulu. “hey apa
kepala mu tidak pegal jihyun-ah? Sepanjang jalan kau menundukan kepalamu?”
sehun terkekeh melihat tingkah yeoja di sebelahnya
Jihyun mendongakkan kepalanya
dan menatap sehun dengan malu malu. Sesaat wajahnya berubah menjadi sebal
melihat wajah sehun yang sedang mengejeknya. Ia pun berjalan lebih dulu
meninggalkan sehun yang masih tertawa di belakangnya. Tak lama sehun dapat
menyusul langkan jihyun. Sepanjang jalan menuju ke lapangan mereka habiskan
dengan berbincang bincang satu sama lain.
semenjak saat itu, sehun dan jihyun menjadi dekat. Sudah
tidak ada rasa canggung lagi saat bertemu, saling menatap, dan tersenyumsatu
sama lain. Kini mereka terlihat lebih santai dan seperti sepasang kekasih
karena kedekatan mereka. Hampir seluruh sekolah mengakui kalau jihyun yeoja
hebat karena dapat mencairkan es didalam tubuh sehun. Dan tak sedikit orang
yang mengira kalau mereka itu sepasang kekasih.
Bel istirahat pun berbunyimemenuhi seluruh sudut di sekolah
itu. Kini seluruh murid berhamburan keluar kelas. Ada yang sekedar bermain
basket bersama teman teman mereka, ke perpustakaan, bergosip dan pasti nya ke
satu tempat yang akan selalu ramai, kantin.
“jihyun-ah kau mau ikut kami kekantin tidak? Aku tahu kau
pasti lapar kan?” airin menarik narik tangan jihyun agar gadis itu ikut
bersamanya. Di depan gadis itu juga sudah ada 2 lelaki yaitu jongin dan sehun. Mereka
berjalan bersamaan. Tak sedikit orang orang yang memandang mereka. Pasalnya,
ini pertama kalinya seorang oh sehun, pergi kekantin bersama seseorang selain
jongin.
Sesampainya di kantin mereka menempati meja yang terletak di
sudut kantin.
“sehun, jihyun. Kalian ingin pesan apa? Biar aku pesankan”
tawar airin
“RAMYUN” jawab mereka berbarengan. Mereka saling menatap
satu sama lain. Dan seketika tersenyum.
“eiiiii.....” kini jongin menggoda
“minumnya apa?” airin kembali melontarkan pertanyaan kepada
mereka berdua
“COLA” lagi lagi mereka-jihyun dan sehun- menjawab
pertanyaan airin bersamaan dengan suara yang lebih keras dan mengacungkan jari
mereka masing masing, seperti anak-anak sekolah dasar yang ditanya oleh
gurunya. Sekita tawa sehun dan jihyun pun meledak mengingat kelakuan mereka
sedari tadi. Airin dan jongin yang sedari tadi memperhatikan kelakuan mereka
berdua juga ikut tertawa.
“sudah ah perutku sakit. Aku mau pesan makanan dulu” ujar
airin masih tertawa
“aku ikuuut. Biar ku bantu” jongin menawarkan bantuan dan
berlari mengejar airin lalu merangkul pundaknya.
Kini gelak tawa sudah tidak terdengar lagi diantara sehun
dan jihyun tetapi sesekali mereka masih tersenyum senyum malu.
Tak lama makanan pun datang. Ditengah acara makan mereka
datanglah dua orang yang tidakk diundang.
TAP
Namja itu menepuk pundak seorang gadis.
UHUK UHUK
“YAK!” omel gadis itu
Jihyun pov
Saat kami sedang asik menikmati makan siang kami. Tiba tiba
ada seseorang yang menepuk pundak ku hingga membuatku tersedak.
“yak!” kesal ku
“eoh... chagiya... neo gwaenchana?” ujar pria itu
‘mwo? Apa dia bilang? Tadi dia memanggil ku apa? Chagiya? Beraninya
dia!’
“NEO!!!!!!! Nu............” aku tidak jadi meneruskan ucapanku
setelah mengetahui siapa orang itu. Dia-park canyeol-oppaku.
“yaaa.... kau tadi ingin berkata apa eoh??” goda chanyeol
dengan tatapan selidik
“aniyo... ku kira tadi siapa. Ternyata kau hehe. Kau sudah
makan? Mau bergabung?”
“belum... ah? Bolehkah?”jawabnya sambil menatap teman
temanku meminta jawaban. Setelah mereka semua mengangguk setuju oppaku duduk di
sebelahku.
“yak hyung. Kau kan bisa duduk disebelah sana. Kenapa harus
disini? Disini sempit!” omel sehun
“omo... kau kenapa eoh? Biarkan aku duduk didekat saengku
ini. Kenapa kau marah eoh?”
“ani. Aku tidak marah. Baiklah aku mengalah padamu park
chanyeol” sehun pun mengalah pada oppaku. Oppa yang mendengar sehun mengucapkan
namanya tanpa embel embel hyun pun geram.
“kau. Kenapa tidak memanggilku hyung?” tanya oppa
“kau tidak pantas dipanggil
hyung. Kelakuan mu seperti anak anak. Ah bagaimana sekarang aku memanggilmu
chanyeol saengie?” kami semua pun tertawa hingga perut kami keram mendengar
ucapan sehun kecuali chanyeol-oppaku-. Seketika sebuah jitakan sukses mendarat
dengan indahnya di kepala sehun. Sehun yang tidak terima dengan perlakuan
oppaku berbalik memukul kepalanya. Dan saat chanyeol ingin memukul kepala
sehun, sehun mengelak dan pergi melarikan diri. Oppaku pun ikut berlari
mengejarnya. Melihat tingkah mereka yang seperti anjing dan kucing membuat kami
harus rela merasakan sakit diperut kami karena tertawa.
Author pov
Kini sehun, jihyun dan chanyeol sudah berada diparkiran
berdiri di dekat kendaraan mereka. Disana terdapat 2 motor ninja yang berwarna
putih dan hitam. Putih milik sehun dan hitam milik chanyeol. Jihyun? Ia selalu
pulang bersama oppanya karena chanyeol tidak akan mengizinkan adiknya pulang
sendiri. Duluu saat masih di taman kanak kanak, jihyun sempat pernah diculik.
“hyung. Kau mau langsung pulang ? bagaimana kalau kerumahku
eoh ? kita bermain video game lai. Kau kan belum bisa mengalahkanku” ledek
sehun
“eoh? Baiklah. Aku akan ikut kerumahmu. Dan jangan menangis
kalau kau kalah” chanyeol menerima ajakan sehun.
“eh jihyun kau tidak mau ikut juga?” kali ini sehun menawarkan
jihyun untuk berkunjung kerumahnya. Dalam hatinya ia berharap jihyun mau
menerima tawarannya tersebut.
“mianhae sehun-ah. Aku mau mengerjakan tugas di rumah airin”
“kkeurekunna..... baiklah” sehun tampak lesu mendengar
pernyataan jihyun.
“lalu airin sendiri dimana?” kini sehun kembali bertanya. Ia
berharap mereka tidak jadi belajar.
“eoh. Dia sedang di toilet” sehun kembali memasang wajah
lesunya.
“hyung. Bagaimana kalau kita balapan, siapa cepat sampai
dirumahku akan ditraktir 2 loyang pizza?” kini senyuman pun kembali terkembang
di wajah sehun
“geurae! Aku terima! Hehehe”
“yak yak!!! Kalian jangan ngebut ngebut! Aku tidak mau
kalian kenapa napa” jihyun pun seketika panik
“yak! Uri gwaenchana hyunnie-ah.... kami sudah biasa” chanyeol
pun mengacak rambut adiknya dan mencubit pipinya dengan gemas. Tapi aneh jihyun
kali ini tidak mengelak dari serangan oppanya. Ia merasa nyaman seperti ini.
Dan seperti ia tidak akan mendapat kan serangan seperti ini lagi keesokkannya .
Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiin...............................
bruuuuuuuuuuuuuuuuuuuk
Jihyun mendapat kabar dari airin kalau mereka tidak jadi
mengerjakan tugas karena ia harus menjaga keponakannya dirumah. Lalu jihyun pun
berbalik arah menuju rumahnya.
“mian.... agassi.... sepertinya ada kecelakaan didepan sana.
Apa kau ingin mencari jalan ?” tanya supir taksi itu.
“ah... gwaenchana ajusshi. Aku turun disini saja” setelah
membayar taksi tersebut, jihyun turun. Dilihatnya kerumunan orang didepan sana.
Karena rasa penasarannya, ia masuk kedalam kerumunan orang orang tersebut dan
.... DEG
Tubuhnya seketika membeku, mati rasa, lidahnya kelu. Apa
yang dilihatnya bukanlah mimpi. Sudah berulang kali ia menepuk nepuk keras
pipinya tapi kejadian tersebut tak kunjung hilang. Setelah sadar kalau kejadian
tersebut itu nyata. Ia segera berlari ketempat kejadian tersebut air matanya
sudah tidak dapat dibendung lagi.
Ia peluk tubuh tersebut. Tubuh orang yang amat sangat ia
kenali. Orang yang selalu berada disisinya kapanpun. Orang yang selalu
menjahilinya, membuat kekacauan, dan selalu membuat ia tertawa dan juga merasa
nyaman. Kini orang tersebut. Tubuhnya penuh dengan lumuran darah. Tubuhnya
kaku. Tidak ada lagi senyuman yang tergambar diwajahnya. Seketika jihyun
berpaling ke orang yang berada di sebelahnya. Orang tersebut tidak kalah kacau
keadaannya dengan jihyun.
“NEO!!!!!!!” jihyun menunjuk kesal lelaki itu dan
menamparnya berkali kali.
“SUDAH KU BILANG! JANGAN BALAPAN! SEKARANG APA? OPPAKU
MENJADI KORBANNYA!!!!!! OH SEHUN AKU BENCI PADAMU!!!!!” amarah jihyun sudah
tidak dapat dipendam lagi, berkali kali ia memukul dada namja itu. Sehun, namja
itu hanya pasrah. Yang dikatakan jihyun benar. Semua ini salahnya.
Jihyun kembali memeluk erat tubuh oppa nya. Tak lama
ambulance pun datang. Mereka segera membawa masuk chanyeol ke dalam ambulance
dan melarikannya ke rumah sakit. Sehun pun naik kedalam ambulance.
“KAU! UNTUK APA KAU IKUT? KAU
TIDAK PANTAS MENGATARKAN OPPAKU! KAU TURUN! AKU MUAK MELIHAT WAJAHMU! CEPAT
TURUUUUUN!!!!!” sehun tersentak mendengar teriakan jihyun ia merasa pisau pisau
sedang menghujam jantungnya berkali kali. Ia salah. Ia sedih telah
mengakibatkan kecelakaan ini. Dan kini ia membuat jihyun membencinya
HOSPITAL
“jihyun ah??? Mana oppamu ?” ny. Park bertanya sambil
menangis
“oppa masih hiks... di dalam... hiks.... eomma” jihyun
memeluk erat eommanya. Tak lama uissangnimpun keluar dari ruang ugd.
“uisangnim bagaimana keadaannya ? uri adeul gwaenchana?”
“kami minta maaf nyonya. Nyawa anak nyonya sudah tidak dapat
ditolong lagi. Ia sudah kehilangan banyak darah. Dan anaknya terlambat dibawa
kesini. Sekali lagi kami minta maaf, kami sudah berusaha sebaik mungkin tapi
tuhan berkata lain”
Tangispun pecah. Mereka berdua segera masuk kedalam ruangan
dimana chanyeol berada. Berkali kali jihyun mengguncang guncangkan tubuh oppa
nya yang sudah terbujur kaku berharap oppa nya akan bangun kembali.
“sudah jihyun ah. Oppa mu sudah tenang disana. Tuhan sayang
pada oppa mu karena itu ia mengambil oppa mu terlebih dahulu” ujar nyonya park
yang sudah sedikit tegar dan menerima keadaannya saat ini.
“INI SEMUA KARENA OH SEHUN EOMMA! KARENA NAMJA BRENGSEK ITU
OPPA MENINGGALKANKU! AKU BENCI NAMJA ITU EOMMA! AKU BENCIIIII!!!!!!!!!!!!!!!!”
nyonya park memeluk anaknya ia merasa sedih melihat keadaan jihyun. Ia tahu
jihyun masih tidak bisa menerima kepergian oppanya yang amat ia sayangi.
Sementara itu oh sehun yang dari tadi berada di pintu ruangan chanyeol
mengurungkan niatnya untuk masuk. Ia sedih karena kehilangan hyung
kesayangannya dan jihyun yang amat sangat membencinya karena ulahnya sendiri.
PEMAKAMAN
Banyak sekali yang menghadiri pemakaman chanyeol. Dari
keluarga, sahabat, dan teman temannya di klub basket.
“oppa.... kenapa oppa jahat meninggalkan aku dan omma
sendirian??? Oppa berjanjikan akan melindungi dan menjaga kami seperti seorang
appa yang menjaga keluarganya setelah appa juga pergi meninggalkan kita. Tapi
kenapa oppa sekarang juga menyusul appa? Lalu sekarang kami bagaimana? Aku mau
menyusul oppa.....” jihyun lagi lagi menangis. Entah sudah berapa banyak air
mata yang ia keluarkan
“jihyun ah. Mianhae”
Jihyun mendongak melihat orang yang berbicara padanya.
Seketika kemarahan kembali terlukis diwajah jihyun. Ia bangkit.
“KAU! UNTUK APA KAU DATANG KESINI OH SEHUN? APA KAU BELUM
PUAS EOH? APA YANG KAU INGINKAN? KALAU KATA MAAF AKAN MENGEMBALIKAN OPPAKU
LAGI. DENGAN SENANG HATI AKU AKAN MENERIMANYA! TAPI SAYANGNYA MAAF MU TIDAK
DAPAT KU TERIMA! DAN SEKARANG SEBAIKNYA KAU PERGI. DAN JANGAN PERNAH
MENGINJAKKAN KAKIMU DISINI! DAN SATU LAGI! STOP!!! MENGGANGGU HIDUPKU!”
Sehun belenggang meninggalkan pemakaman chanyeol. Semua mata
menatap iba kepergian sehun. Diam diam sehun masih berada di pemakaman
tersebut. Ia mengumpat di balik pohon yang tidak jauh dari pemakaman chanyeol
untuk menyaksikan pemakaman dan menghantarkan hyungnya ke tempat
peristirahatannya yang terakhir.
“hyung mianhae. Mianhaeyo. Jeongmal mianhae” ucap sehun
ditengah tengah isakannya
JIHYUN POV
Setelah pemakaman selesai aku dan eomma kembali kerumah.
Saat pintu rumah dibuka, aku masih merasakan kehadiran channie oppa disini.
Tuhaaan........... aku merindukan oppaku. Tolong jaga dia. Aku yakin ia pasti
bahagia berada disisimu....
Tess...
Airmataku kembali turun menuruni mataku. Lalu aku masuk
kekamarku. Wangi parfum oppa masih tercium dikamar ini. Aku pun berbaring di
kasur oppa. Menghirup aroma tubuhnya yang masih meninggalkna jejak di kasur
ini. Tanpa ada yang menyuruhnya, lagi lagi air mata ini kembali turun dengan
sendirinya. Tuhan..... aku merindukannya. Merindukan oppaku. Kembalikan ia
padaku tuhan.... ku mohon....
Author pov
Setelah lelah menangis, akhirnya jihyun pun tertidur.
“sebentar lagi oppa.... aku mengantuk”
“yak!! Oppa berhenti menertawaiku”
“oppa.... saranghae... neomu neomu saranghae”
Entah sudah berapa kali jihyun
meracau di sela sela tidurnya dan setiap racauan tersebut ia menyebutkan
oppanya.
Sudah satu minggu jihyun tidak masuk sekolah. Dan selama itu
juga jihyun tidak keluar kamar. Eommanya sedikit khawatir dengan keadaan jihyun
yang masih belum bisa menerima keadaannya.
TING TONG.....
Suara bel rumah jihyun pun berbunyi. Dengan segera nyonya
park membukakan pintunya. Muncullah sesosok namja yang ia kenal, oh sehun.
“eommoni.... mianhae... jeongmal mianhae” sehun langsung
memeluk kaki nyonya park sambil terisak.
Nyonya kpark yang tidak tega melihat sehun pun membantunya
untuk berdiri. “ahjumma sudah memaafkan kesalahanmu sehun. Jadi mulai sekarang
berhentilah bersikap seperti ini. Aku sudah memaafkanmu” sehun menarik kedua
ujung bibirnya membentuk sebuah senyuman mendengar ucapan park ahjumma.
“gomapseumnida..... eommoni” berkali kali sehun membungkuk
memberi hormat dan terakhir ia memeluk nyonya park.
“eommoni... eh ahjumma....”
“kau boleh memanggilku eommoni sehun ah” senyuman pun
terpampang diwajah cantik nyonya park
“euum... eommoni,, jihyun eodiggaseo ?” dengan ragu sehun
menanyakan jihyun
“dia ada dikamar. Sudah seminggu ia tidak keluar kamar.
Makanan yang kuberikan pun selalu tidak dihabiskan”
“kkeuraekkunna.... baiklah aku akan coba mengantarkan
makanan ini”
TOK TOK
TOK TOK
Jihyun tersadar dari lamunannya ketika mendengar ketukan
pintu. Ia terlihat amat sangat kacau. Dan sebuah foto yang tidak pernah ia
lepas dari genggamannya.
TOK TOK
Lagi lagi suara ketukan tersengar.
“nuguseyo?” jihyun mengeluarkan suara paraunya karena habis
menangis
“bolehkah aku masuk ?” tanya suara itu lagi
Eoh ? oppa? Jihyun langsung bangkit menuju pintu ketika
mendengar suara seorang namja yang ia pikir itu suara oppanya. Perlahan ia
membuka pintu. dan ia lihat sesosok laki laki yang tingginya nyaris setinggi
oppanya. Ia pun mendekatkan tubuhnya ke namja itu untuk memastikan apakah laki
laki itu oppanya atau bukan. Karena laki laki itu membelakangi jihyun
Sesaat laki laki itu berbalik menghadap jihyun. Jihyun
terpaku dan kembali menampakan kemarahan di wajahnya. Ia kembali masuk kedalam
kamarnya, dan saat ia ingin menutup pintu, pintu tersebut terhalang oleh kaki
sehun.
“jihyun.... jebal... maafkan aku dan biarkan aku menebus
kesalahan ku dengan menjaga dan merawatmu seperti chanyeol” lirih sehun
“kau tidak akan bisa menebus kesalahanmu! Kecuali kau juga
mati!” kini jihyun sudah terlalu kesal dan menutup pintu kamarnya dengan kencang
mengakibatkan sehun terjungkal dan makanan yang ada di tangannya pun tumpah
“jihyun... apa dengan menyusul chanyeol dapat menghapus
dosaku dan membuatmu tidak membenciku lagi? Kalau ia, aku dengan senang hati
menuruti permintaanmu” ujar sehun dalam hati
Samar samar terdengar suara pecahan dan beberapa barang
barang yang berada di dalam kamar jihyun
“jihyun jebal!! Hentikan!! Aku tidak mau melihatmu
tersiksa!!” teriak sehun
Ucapan sehun hanya dianggap angil lalu oleh jihyun
Malam semakin larut. Sehun memutuskan untuk menginap dirumah
jihyun agar ia bisa menjaga jihyun. Saat ia tengah terlelap di sofa yang
terdapat dipojok ruangan dekat kamar jihyun. Ditengah tidurnya sehun terbangun
karena mendengar pintu kamar jihyun yang terbuka. Jihyun pergi keluar dan
dengan diam diam sehun mengikutinya dari belakang agar jihyun tidak mengetahui
keberadaan sehun.
Jihyun melangkahkan kakinya tak tau arah. Pandangannya
kosong sesekali ia terisak mengingat moment dimana ia bersama oppanya. Malam
ini kendaraan yang lewat tidak terlalu ramai. Dilihatnya oleh sehun jihyun
semaki lama semakin mendekati jalan raya. Ia kini melewati jalanan tersebut dan
kii sudah berada di tengah. Jihyupun terduduk lemas. Sesekali ia berteriak
‘oppa... bawaku bersamamu’ dan dengan bersamaan sehun melihat ada sebuah mobil
yang melaju dengan kecepatan yang cukup kencang sehun segera berlaari mendekati
jihyun dan mengangkat tubuh gadis itu untuk menyingkir. Tapi jihyun berbalik
mendorong tubuh sehun untuk menjauh.
“yak! Apa yang kau lakukan! Pergi kau!” ujar jihyun
Sehun kembali mendakap jihyun dan tidak mendengarkan
peringatan jihyun. Sehun melihat mobil itu semakin dekat dan dekat dengan
terpaksa sehun melempar jihyun ke tepi jalan dan bruuuuk.........
Sehun terlempar sekitar 5 meter ia tertabrak mobil dan
jihyun berteriak dan segera menghampiri tubuh sehun.
Tak lama ambulance pun datang. Sehun bergegas dibawa kerumah
sakit. Sesekali ia tersenyum melihat jihyun yang berada di sampingnya dan
menggenggam tangannya. Setelah sampai sehun dilarikan ke ruangan ugd untuk
dilakukan tindakan selanjutnya. Setelah cukup lama jihyun menunggu dengan panik
dokter pun keluar dari ruangan sehun.
“uissanim. Bagaimana keadaan teman saya?”
“teman anda kritis. Dan apa anda yang bernama jihyun?”
“ne. Naneun jihyun. Waegeurae?”
“kau sebaiknya cepat masuk. Dari tadi sehun terus menerus
memanggil namamu”
Setelah mendengar pernyataan dokter jihyun langsung menuju
ruangan sehun.
“sehun ah... sehun ah... sehunnie!! Ireona!!! Mianhae
mianhae mianhae sehun ... hiks... aku tidak bersungguh-sungguh mengatakannya
hiks.. aku ... aku...” jihyun tidak sanggup berkata kata lagi. Kini ia
menenggelamkan kepalanya di dada bidang sehun. Ia menangis.
“kau tidak perlu meminta maaf jihyun ah. Ini semua memang
pantas untukku. Dan dengan begini aku dapat menyelamatkanmu dan menebus dosa
dosaku” jawab sehun. Senyuman nya tak pernah pudar dari wajahnya
“jihyun.... kuharap kau tidak akan membenciku lagi. Saranghae....”
bertepatan dengan ucapan sehun yang terakhir ia lontarkan, alat pendeteksi
detak jantung yang ada diruangan itu berhenti dan hanya terdengar suara
‘tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit’ tandanya sehun sudah meninggal.
“sehun ah nado saranghae. Mian selama ini aku kasar
kepadamu” jihyun lagi lagi menangis. Satu lagii hari ini ia kehilangan orang
yang ia sayangi.
‘tuhaaan.... mengapa kau mengambil semua milikku hiksss....’
PEMAKAMAN
Hari ini langit kembali berkabung. Kini langit sekan
mengerti perasaan jihyun. Langit turut menangis mengantarkan kepergian sehun.
Sehun dimakamkan di sebelah pemakaman chanyeol dan appa jihyun. Setelah
pemakaman selesai langit kembali cerah. Dan terlihat awan berbentuk seperti
sehun sedang menyunggingkan senyuman. Jihyun pun ikut tersenyum. “gomawo
sehunnie. Nan jeongmal saranghae” lirih jihyun
-END-